Tuesday, March 21, 2017

Weekend Journal #12

Tiga minggu engga menulis weekend journal, kemana aja prim? Untung baru tiga pekan, belum tiga kali puasa – tiga kali lebaran. Bang Toyib, halo? :))

Dua minggu yang lalu saya berkunjung ke Jakarta untuk sharing di sebuah workshop. Saya berangkat dari Jogja hari Kamis malam, mengadakan LIMA appointment pada hari Jum’at, workshop pada hari Sabtu, bertemu informan penelitian saya pada hari Minggu, dan kembali ke Jogja hari Minggu malam.

Akhir pekan kemarin, saya volunteering di Festival Literasi KANCA yang dibuat oleh Writing Table/mbak Windy Ariestanty. Sebenarnya tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, malah saya ngerasa agak magabut. Tapi akhirnya saya tepar, kemarin Senin engga bisa bangun dari tempat tidur. Turned out I got my period coming. Makanya bukan hanya capek badan, tapi juga pingin nangis kenceng entah kenapa. Bukan, bukan karena berantem sama mas Pakistan lagi (iya sih, dia sedang ngambek. Saya yang period, kok dia yang PMS -_-).

Dua kali akhir pekan ini, saya senang banget bisa bertemu teman lama, dan mendapatkan teman-teman baru. Salah satu orang yang temui di KANCA adalah Alexander Thian atau aMrazing. Saya dulu pernah bertemu dia pada tahun 2013 atau 2014 di Surabaya. He is so different and he has achieved a lot!

Buat yang sudah pernah baca bukunya Lexy, pasti tahu kalau ‘karier’ Lexy berawal dari counter hp. Boro-boro punya, dia bekerja sebagai penjaga counter hp! Saya agak lupa ceritanya, so please correct me if I am wrong. Lalu dia mencoba menulis skenario macem FTV atau film-film pendek gitu. Dengan berkembangnya networking dia, saat ini siapa sih engga tahu aMrazing? Follower Twitter-nya lebih dari setengah juta, sementara post-nya di Instagram – ya, yang sering mengundang decak kagum itu – pernah dikompilasi dalam sebuah pameran fotografi. Jangan kira dia berasal dari keluarga berada. After all, aMrazing bekerja sangat keras untuk bisa berada di posisinya saat ini.

Sosok lain yang membuat saya terinspirasi adalah Kak Jezzie Setiawan, bos saya di GandengTangan. Saya diajakin menginap di rumahnya waktu saya ke Jakarta, and her family is so lovely. Saya betah ngobrol dengan mama-papanya, kayak ngobrol sama orangtua sendiri gitu (wah, ngaku-ngaku :p). Hubungannya dengan suami, Bang Darul, juga bikin saya menginginkan pasangan seperti itu. Yang punya mimpi besar, dan mau bersama-sama berjuang mewujudkannya. Oh ya, hampir sama dengan pendiri Post Santa, Kak Maesy dan Kak Teddy, yang saya post di Instagram. Bedanya, saya engga begitu kenal dengan Kak Maesy dan Kak Teddy, sementara saya sudah bekerja dengan Kak Jezzie setahun terakhir.

Sesudah saya menginap di rumah Kak Jezzie, saya semakin takjub. Dia memang berasal dari keluarga terpandang, tapi dia mau ‘turun gunung’ untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial di Indonesia. Orangtuanya bisa memberikan fasilitas apa saja, tapi dia lebih memilih untuk mencari jalannya sendiri. Saya optimis kalau 2-3 tahun dari sekarang, nama Kak Jezzie akan lebih dikenal. Sekarang saja dia sudah mendapatkan beberapa penghargaan.
  
aMrazing dan Kak Jezzie memberikan contoh nyata bagi saya, bahwa kunci kesuksesan itu ada pada kerja keras diri sendiri. Dulu saya pikir, betapa beruntungnya seseorang yang sudah kaya ‘dari sananya’ dan tinggal melanjutkan apa yang telah dibangun oleh orangtuanya. Pertanyaannya kemudian, apa benar orang-orang yang terlahir di keluarga biasa saja tidak memiliki kesempatan untuk mencicipi hidup yang menyenangkan?

Lalu saya melihat orang-orang yang melepaskan diri dari latar belakangnya yang sulit, mencoba dan terus mencoba, hingga menemukan suatu jalan yang membawanya pada keberhasilan. BARANGKALI orang-orang yang tidak terbiasa untuk menerima hak istimewa, akan lebih kreatif dalam mencari cara untuk survive. Seperti saya, misalnya. Hahaha.

So what’s actually the moral story of this post? Jangan bersedih jika keadaan sister saat ini masih sulit. You may find something big if you keep trying. Sebaliknya, jangan terlena kalau orangtua sister menghujani dengan segala bentuk perhatian. Go out from your comfort zone. Make your own success as it will be more and more satisfying. 

Udah ah ceramahnya. Lanjut ngerjain tesis deh, biar bisa segera melangkah ke milestone selanjutnya. Best of luck for you who read it, keep doing the hard work!

Salam sukses,
Prima

2 comments:

  1. inspirasiii :D
    Saya baru tau kalao koh amrazing itu begitu.
    Taunya pas udah terkenal aja sih.

    ReplyDelete
  2. wah, iya aku juga baru tahu kisahnya mas amrazing ternyata amazing. Doa-doa yang baik kembali ke Mbak Prima juga, aamiin :D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...