Friday, April 22, 2016

5 Pelajaran yang Bisa Kita Dapatkan dari Harry Potter

Photo Credit: Fanpop
 
Ceritanya saya sudah menulis post ini dua bulan yang lalu! Namanya juga sekarang jadi wanita karier (#cieh), post ini harus terlupakan padahal waktu itu sempat ramai tentang pementasan drama Harry Potter and the Cursed Child.

Anyway, saya lupa baca atau dengar dimana, ada seorang ustadz yang bilang kalau Harry Potter adalah sebuah produk yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh Muslim. Beliau menyampaikan dalam konteks bahwa Muslim idealnya meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Selain itu, menurut beliau, Harry Potter mempromosikan konsep sihir yang dikhawatirkan akan membawa kita kepada kesyirikan.

Gara-gara ini, saya sempat ga bisa tidur lho. Apa iya, dengan membaca atau menonton Harry Potter saya jadi syirik? Apalagi sebagai anak yang tumbuh dewasa dengan ketujuh buku dan film-nya, saya sempat berharap punya tongkat sihir – meski tentu saja hanya untuk pajangan. I personally don't think that kind of magic is exist, tapi jujur aja deh, sebagai orang Indonesia kita juga mengenal black magic kan? Saya pun pernah lihat langsung bentuk dari guna-guna waktu saya kecil dulu, so ini memang masalah percaya-ga percaya; tapi ga berarti dengan begitu kita mengimaninya. Saya yakin manusia yang dekat dengan Allah, insyaAllah akan terhindar dari hal-hal seperti itu. Tapi nyatanya masih banyak juga kasus yang terjadi di sekitar kita.. Jadi, semuanya kembali ke diri masing-masing aja, yang penting saya akan berusaha untuk hanya meminta pertolongan pada Allah SWT, dan saya harap sister juga demikian.

But let's put aside those thought. I think, sister yang seangkatan saya, pasti merasakan hal yang kurang-lebih sama, bahwa kisah Harry Potter means so much to us. Ya kaaan? *sodorin mic* Saya masih ingat, jaman itu ada dua cerita khayalan yang ngetop abis: Harry Potter dan Lord of the Rings. Kalau ada remaja yang ga nge-fans salah satu diantara dua itu, ke laut aja. Hahaha, jahat banget. Sementara saya ga paham alur cerita Lord of the Rings dan jadinya selalu melipir kalau ada Frodo Fans Club buka kelas diskusi; saya hampir selalu nonton Harry Potter di bioskop. Kayaknya saya pernah nonton dua kali deh, tapi lupa yang mana. Dan berjuta kali nonton versi VCD/DVD-nya atau di laptop. Bukunya? Jangan tanya. Bahkan versi bahasa Inggris-nya adalah alat saya untuk belajar bahasa Inggris.
 
That's why kali ini saya akan merangkum apa saja pelajaran yang saya dapat dari Harry Potter series, diantaranya:

1. Smart girl is definitely the coolest human being
Photo Credit: CEA Study Abroad
Saya sudah suka sama Hermione dari sejak membaca Harry Potter pertama, dan ketika di-film-kan, Emma Watson couldn't do it better. Saya ga akan bisa lupa adegan Wingardium Leviosa, terus waktu dia mengacung-acungkan tangan di kelas Severus Snape dan diacuhkan. Ini.cewek.keren.abizzzzz. Meski saya ga jenius, saya ngerasa mirip-mirip sama dia karena suka belajar dan sering berusaha menjawab pertanyaan di kelas. Makanya, saya juga mikir kalau Time-Turner itu adalah salah satu peralatan sihir terbaik sepanjang masa. Coba kalau punya jam itu, mungkin saya akan ambil semua mata kuliah yang ditawarkan #halah

Baca Juga: Percayalah, Perempuan Pintar adalah Perempuan Idaman untuk Jadi Ibu Bagi Anak-Anakmu Kelak 

2. We can't spell 'success' without 'u'
Photo Credit: Pickup Lines
Pernah baca kutipan diatas? Ya, hal ini sangat diaplikasikan oleh Harry Potter and the gang. We all know Harry Potter is the chosen one, tapi dia ga akan bisa mengalahkan Voldemort kalau ga ada Ron Weasley atau Luna Lovegood, misalnya. Masih ingat kan adegan Neville Longbottom membunuh ularnya Voldemort? When you believe in the power of teamwork, it can bring you MUCH more than something you can create on your own.

3. Family can be everything, although it isn't everything
Photo Credit: Pottermore
 Mau protes? Eits, baca dulu penjelasan saya. Harry Potter adalah anak yatim-piatu, begitu juga dengan Neville Longbottom. Tapi mereka berdua tumbuh menjadi pribadi yang berada di jalan yang lurus (cieh), membela kebenaran, dan kuat. Sedangkan Malfoy yang keluarganya berkecukupan dan orangtuanya baik-baik saja, justru memilih untuk berada di sisi Voldemort. Oya, Sirius Black juga. Ia menjadi salah satu penyihir terhebat sepanjang masa – karena teguh memegang prinsipnya, dan berani berbeda dengan keluarganya. Sementara Percy Weasley diceritakan sebagai salah satu orang yang pengecut. Kesimpulannya apa? Keluarga penting, tapi karakter diri jauh lebih penting and it defines who you really are.

4. Sometimes – most of the times – we can't judge a book from its cover
Saya nangis waktu Dumbledore meninggal, tapi saya nangis lebih kenceng ketika Snape meninggal. Apalagi pas tahu semua cerita dibaliknya..... Saat menulis ini saja, saya merinding abis. Suudzon memang sangat bisa menjerumuskan kita; makanya, berhati-hatilah ketika menilai seseorang, terutama kalau kita hanya mengetahuinya dari satu sisi saja.

5. What you really really want is what matters the most
Photo Credit: BBC America
Dalam hidup ini, orang bisa bilang apapun tentang kita. Orang juga bisa mengarahkan kita kepada hal yang sebenarnya bukan kita banget. Kadang, cara mereka meyakinkan kita bikin kita lupa tentang apa yang sebenarnya kita mau. Yup, saya ngomongin tentang jurusan kuliah, pekerjaan, impian, apapun itu. Hubungannya dengan Harry Potter, still remember about the Sorting Hat? Bukankah awalnya Harry Potter akan dimasukkan ke Slytherin oleh topi itu, tapi karena hati kecil Harry bilang ga mau, akhirnya ia masuk ke Gryffindor. So if you are now at the crossroads, just be honest to yourself: is it something that you really want to do in your life?

Selain kelima pelajaran diatas, saya yakin masih banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari kisah Harry Potter. Tapi, kayaknya lebih pas kalau sister yang menambahkan, karena saya penasaran, what Harry Potter means to you? ;)

For the love of Harry Potter,
Prima

Thursday, April 21, 2016

Quick Reminder

Pic by The Good Quote

I personally dislike doing house chores. At my house, I do it when I want to, and nobody force me. But here in Jogja, there are some 'special' situation means I have to do it although I won't to. But still I do it, while grumbling inside my heart, lol. 

IMO, there is nothing wrong with women who feel like I do. Let say, they have a lot of things to do, which are more important than doing those kind of stuffs. Also, when we hire maid or laundry, we can share some blessings that we get - hey, they need money, too (and to be honest, my mom always taught me to treat them like family member).

However, some of these months I tried so hard to comprehend that a good woman is judged by how she takes care of the house - while man can just throw their dirty clothes to the basket. No matter how great the woman's job outside, if there is no food at the table, it's over! WHY OH WHY???

No answer though, maybe it's just my mind. Or it's just the culture. 

But this morning, I read the quote above and I become sure of it. I get it. Someone who doesn't take care of his/her shelter, more likely can't watch his/her career as well as who do. If you don't pay attention to a place that supposed to motivate, inspire, and lift you up; how it can gives you the support that you need?

Think.

(and please help me clean up the house)

Saturday, April 16, 2016

Ingin Jadi Beautypreneur Sukses? Ini 7 Rahasia yang Harus Kamu Ketahui!

Ceritanya, beberapa hari yang lalu, engga tau kesambet apa, tiba-tiba kepingin mewarnai rambut jadi seperti ini:
Pic from here.
Padahal sebelumnya saya engga pernah mewarnai rambut, dan namanya juga berhijab, buat apa juga ya? Buat dilihat sendiri kali deh. Cuma memang lagi bosen sama rambut yang potongannya awut-awutan ini, so I think it will be great to try something new. 

Terus, waktu lagi menimbang-nimbang gitu, saya dapat email dari Mbak Ayu – Puspita Martha International Beauty School. Dia mengundang saya ke Beautypreneurship Tour 2016! Wow, I’m so excited! Awalnya saya sempat berpikir, ‘engga salah nih, kok ngundang aku?’ Tapi masih ingat dong post Arti Make Up Bagi Saya? So, saya rasa tidak ada salahnya menambah pengetahuan tentang sesuatu yang insyaAllah pasti dibutuhkan oleh setiap perempuan di muka bumi ini #halah



Nah, sesuai dengan tajuk event yaitu Beautypreneurship Tour 2016, saya ingin membagikan tips dan trik buat kamu yang ingin menjadi beautypreneur handal. Here we go:


1. Miliki Sertifikasi Tingkat Internasional
Acara yang diselenggarakan di Hotel Harper Mangkubumi ini dibuka dengan video perkenalan Puspita Martha (PM) International Beauty School, dimana ada sambutan dari Ibu Wulan Tilaar, Vice Chairwoman of Martha Tilaar Group. Saya jadi amazed karena sekolahnya keren banget! If only I’m more passionate about beauty, I will definitely choose this school! Berpengalaman lebih dari 46 tahun (!!!), kamu tidak perlu ragu dengan kualitas kurikulum PM. Kalau kamu bersekolah di PM, kamu bisa mendapat sertifikasi CIBTAC (Confederation of International Beauty Theraphy & Cosmetology), which is one of the most prestigious certification in the world. Dengan sertifikat ini, kamu memiliki ‘modal’ untuk bersaing di industri kecantikan tingkat internasional.  


2. Memahami Tren
Namanya entrepreneur, harus cerdas ‘memanfaatkan’ tren dong, tak terkecuali beautypreneur. Kamu harus tahu apa sih yang lagi nge-tren di dunia kecantikan dan fashion, karena keduanya saling mengisi. Sulitkah untuk memperkirakan tren yang akan heits? Don’t worry! PM punya Beauty Trend Center, yang akan membantumu untuk mempersiapkan diri menghadapi tren. Coba nih, mereka akan membantumu dengan kedua hal ini (information taken from here):
- Beauty Trend Center berafiliasi langsung dengan Beautystream (Paris) yang menyediakan informasi forecast trend untuk banyak rumah mode dan kosmetik kenamaan dunia.
- Beauty Trend Center hanya menyediakan informasi untuk trend yang akan datang, mulai dari 6 bulan - 1 tahun ke depan. Informasi bukan hanya berupa artikel, namun juga mood board, tekstur, hingga palet warna.


3. Mampu Membuat Style-mu Sendiri
Salah satu alumni PM International Beauty School, Donny Karyadi, yang saat ini sudah malang-melintang sebagai professional make up artist, turut hadir dan memberikan ‘wejangan’ di acara ini. Oh ya, kebanyakan yang hadir di event ini adalah siswa dari PM, makanya mereka fokus banget memperhatikan penjelasan dari Mas Donny. Menurut Mas Donny, memang sih saat ini yang jadi most wanted adalah make up korektif – istilahnya nih, make up yang bikin cantik. Make up wedding atau make up untuk special occasion masuk kategori ini. Tapi kamu juga harus bisa keluar dari comfort zone, alias mencoba mengeksplorasi jenis make up lain. Misalnya, pada saat Beautypreneurship Tour di Jogja ini, mas Donny memberikan contoh konsep yang dia buat, yaitu Marie Antoinette. Dengan membuat portfolio konseptual seperti ini, orang akan mengenal karakter make up-mu, dan mengingatmu sebagai orang yang kreatif. So cool!

Pic from here.

4. Memperbanyak Pengalaman
Belajar sudah, sertifikasi punya, terus gimana? Ya banyakin praktik! Untungnya, PM memiliki networking yang luas, contohnya event-event penghargaan musik di televisi nasional. Kalau kamu jadi siswa di PM, kamu akan mendapat kesempatan untuk mempraktikkan apa yang sudah kamu pelajari. Kamu akan berlatih secara profesional, bekerja secara tim, dan bagaimana menghadapi tekanan deadline. Bonusnya, kamu bisa ‘pamer’ dong, kalau sampai dipercaya untuk me-make up Raffi Ahmad atau Luna Maya. Seru banget!


5. Belajar Hair Styling

Waktu dapat undangan Beautypreneurship Tour, saya sebenarnya sempat bertanya-tanya, kok yang dipromosikan adalah ‘hair styling’ bukan make up ya? Ternyata, sebagaimana disampaikan oleh Mas Donny Karyadi, belajar menata rambut merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap MUA. Misalnya, kamu dapat klien yang lagi terburu-buru, engga mungkin dong, menyuruh dia menata rambutnya sendiri? Kalau kamu bisa me-make up sekaligus menata rambut, orang pasti berani bayar (lebih) mahal buat layananmu.


6. Menggunakan Produk Kualitas Tinggi
Ada rasa, ada harga. Everyone knows that. Jadi, jangan ‘membahayakan’ karirmu dengan produk kecantikan yang abal-abal. Lucky us, PM sudah bekerjasama dengan berbagai brand internasional, termasuk yang terbaru, rangkaian produk Pink Up, organic hair styling product. Pink Up products are must have for a beautypreneur who wants to show their commitment in professionalism, AND contribution to preserve the earth. Saya juga pakai shampoo-nya dan setiap habis keramas, rambut saya berasa kayak habis nge-blow di salon. Absolutely will re-purchase!


7. Terus Belajar
Ini sih berlaku di semua jenis pekerjaan ya. Tapi sebagai MUA, ada rumus yang harus kamu ingat, yaitu Collaborate, Connect, Compete. Yup, kamu juga harus berani berkompetisi. Di acara Beautypreneurship Tour di Jogja, ada namanya Mas Yudin, professional hair stylist yang saat ini in charge untuk event-event Miss World di Indonesia. Dulunya, beliau mengawali karier setelah memenangkan kompetisi di Italia (eh...atau Perancis, ya?). One ‘little’ step that leads to the bright future.



Tengku Arshalhy from Beauty Trend Center
Mas Donny Karyadi and his muse.
Front: Sendy Gothic, hair stylist. Back: Mas Yudin.
 
Yours truly with Ibu Pinkan Tilaar, Director of Puspita Martha 
and Karaal Pink Up Director.
 
Untungnya, buat kamu yang penasaran dengan event Beautypreneurship Tour 2016, masih ada peluang untuk menghadirinya. Beautypreneurship Tour 2016 akan hadir di Banjarmasin tanggal 10 Mei, dan Denpasar tanggal 17 Mei. Info lebih lanjut, langsung tanya deh, ke info@puspitamartha.ac.id. Hope it helps, and have a nice weekend!

Monday, April 11, 2016

Hello Hello

Whaaat? Ternyata blog post terakhir saya lebih dari sebulan yang lalu!!! Maapkeun yah, tadinya saya pikir saya ‘baru’ sebulan tidak nge-blog. Time flies, indeed; sudah dua bulan berlalu dan saya baru sadar kalau judul tesis saja belum di-acc. Hikssssssssss, so sad. Semoga sesudah draft dikumpul besok Rabu, prosesnya bisa lebih cepat, AMIN YA ALLAH. Mohon doanya agar bisa lulus akhir tahun 2016 ya~~~

Terus, prima ngapain aja selama 1,5 bulan ini? Jadi ceritanya, akhir Februari yang lalu, saya mengembara ke Jakarta. Rencananya sih, mau menghadiri Social Media Week (sebagai peserta, bukan pembicara, lol) dan cek-cek ombak di GandengTangan.org, which becomes my research object. 

Eh, lha kok ketemu Kak Ollie di Social Media Week (it was planned actually) dan.....saya ditawari bekerja di ZettaMedia dimana Kak Ollie in charge sebagai CCO-nya. Terus muka saya jadi kayak gini nih:


I was like...really? Working with Kak Ollie? Langsung lupa gitu kalau masih berstatus mahasiswa, and I said YES immediately. And then, waktu di kereta balik ke Jogja mikir, eh gimana nih ya? Hahahahaha. 

Hampir dua bulan jalan, saya harus mengakui bahwa saya harus lebih lihai dalam mengatur waktu. Seminggu, dua minggu – yang namanya tingkat produktivitas yang ideal, bahkan untuk target pribadi saya, belum bisa tercapai. Yang ada, setiap malam saya cuma berharap bisa bangun lebih pagi lagi keesokan harinya to juggle among my activities. Tapi nyatanya itu tidak terjadi juga. Banyak-banyak bersyukur aja deh, pekerjaan saya bisa dikerjakan sambil pakai daster, bahkan tidak perlu mandi terlebih dahulu #ups

Saya belum ingin menyerah sih, at least not now. Saya merasa masih banyak yang bisa di-improve dari keseharian saya, apalagi kalau sudah menyangkut ‘menunda pekerjaan’, it’s a big NO! Mungkin saya juga bukan orang yang tepat untuk memberikan tips bagaimana menyeimbangkan antara studi, pekerjaan, dan project pribadi karena jelas my life is imbalance. But seperti yang pernah saya bilang beberapa waktu lalu, don’t be greedy! Don’t say ‘yes’ to ALL opportunities that come to you just for the sake of being ‘exist’ or ‘look busy’; because I do rejected some offers (and a few of them still make me cry until now!). 

Also don’t chase things for the money ONLY, it will makes you exhausted. Saya engga akan bohong karena nyatanya terima gaji bikin saya happy, tapi buat saya hal ini bukan yang terpenting. Alhamdulillah saya bisa bekerja dengan tim yang luar biasa, orang-orang yang mempercayai saya (and fun to work with), dan pekerjaan ini membawa saya ke – insyaAllah – tingkatan yang lebih tinggi lagi untuk kemajuan profesional saya.

Last but not least, know your main goals. Meski sulit untuk dipercaya (.....), percayalah saya tetap memprioritaskan perkuliahan saya diatas segalanya. Buktinya, yaaa kan, lihat saja blog pribadi yang terbengkalai ini, kurang bukti apa lagi? *melipir *nangis di pojokan

So, kalau kamu kangen sama tulisan-tulisan saya (azeeek), pantengin timeline ZettaMedia deh. Beberapa tulisan yang saya banggakan adalah ini, ini, dan ini. Kalau kamu mau nulis di ZettaMedia juga, boleh banget, saya tunggu idemu di primadita1088 at gmail dot com ya! 


Lots of love,
Prima
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...