Wednesday, December 31, 2014

#1Day1Dream: Warming Up

Sudah sejak lama saya suka mengumpulkan gambar barang-barang yang saya inginkan, misalnya mobil, tas Louis Vuitton, atau anjing Siberian Husky (iya, saya suka anjing tapi sadar ga punya nyali untuk memeliharanya – jadi hal ini jelas hanya akan menjadi impian). Tapi berbeda dengan mama saya, saya tidak punya dream book. Saya hanya menyimpannya di sebuah folder laptop, sambil mengingat-ingatnya dalam hati dan benak saya.

Suatu waktu, saya melihat blog sepupu saya, Intan Dzikria, dimana dia menuliskan 100 impiannya. Dia juga menandai mana-mana yang sudah dia capai, sehingga dia bisa melihat seberapa besar kerja kerasnya untuk mewujudkan impiannya.

Banyak teman mengatakan saya adalah seorang pemimpi – barangkali itu benar. Bagi seorang yang memiliki kehidupan biasa-biasa saja, impian adalah alasan saya tetap bangun di pagi hari dan berangkat bekerja. The thing is, saya tahu bahwa saya ingin memiliki kehidupan yang luar biasa. That’s why I have to do whatever it takes to change my so-so life. Wise people said, when you can dream it, you can achieve it.

Tahun 2014 ini adalah tahun yang luar biasa untuk saya. Jika ini mimpi, saya ga mau bangun. Meski untuk membangun mimpi itu, diperlukan seribu satu kali bangun kembali setelah seribu kali jatuh. Mini Indochina trip, melamar kerja di Piala Dunia Qatar, Ubud Writers and Readers Festival, dan World Muslimah Award 2014. Gosh, I almost didn’t have any second to catch my breath because I have many things to do in every month.

Gusti Allah terlalu baik untuk memberikan saya support system yang.. saya gatau gimana harus menggambarkannya. Bahkan, untuk mengurus Facebook Fan Page ‘Primadita Rahma Ekida for World Muslimah Award 2014’, saya tidak melakukannya sendiri. Ada beberapa orang admin yang, subhanallah, cekatan dan melakukan tidak hanya apa yang saya minta, tapi mengerjakannya dengan sempurna. They are incredibly smart and I am grateful to have them.

Maka tidak berlebihan rasanya, seperti yang saya pernah bilang, kemenangan saya di World Muslimah Award 2014, adalah kemenangan para pembaca blog saya. Ya, kamu yang sedang baca blog saya sekarang. Kalau tidak ada kamu-kamu, apalah arti theprimadita, mungkin hanyalah butiran debu.. #halah

Nah, sebagai persembahan untuk manteman tersayang, izinkan saya membawa teman-teman menyelami (#okesip) impian-impian yang sedang saya tulis ulang. Saya akan berkolaborasi dengan Kancut Keblenger untuk mengadakan #1Day1Dream selama bulan Januari 2015. Kebetulan, kalau teman-teman mau berpartisipasi, harus join Kancut Keblenger dulu. Kenapa saya memilih komunitas ini? Karena, mereka adalah sekumpulan anak muda (rata-rata usia mereka 14-22 tahun!!!) yang akan membangun masa depan Indonesia. So, buat saya, mereka perlu disemangati agar selalu berada di jalan yang benar – bercanda deng :)))

Yuk, bergerak bersama saya. Komen, bagikan, atau ikutan nge-blog di #1Day1Dream. See you tomorrow!

Lots of love,
Prima

Friday, December 26, 2014

Me and My Beautiful Hair

Beberapa tahun yang lalu, seorang perempuan yang untuk pertama kalinya melihat saya tanpa hijab, berkata "mbak prima lebih cantik kalau gak pakai jilbab lho.."

Saya tidak tahu apakah dia sedang memuji hasil karyanya sendiri (dia memotong rambut saya), atau sebuah cobaan dan peringatan bagi saya.

Siang itu, dan siang-siang berikutnya, bahkan kadang hingga saat ini, saya masih sering terdiam ketika bercermin. Is this decision (don the hijab) really coming from my heart? Or it's just because an obligatory?

Rambut saya panjang sepunggung, warnanya kemerahan - bukan karena saya alay, tapi memang aslinya gitu. Jadi kayak bule... (...Depok, Sleman). Di suatu waktu, saya tampak seperti Raisa #okesip - tapi seringnya sih seperti Lorde. Zzz.

But it doesn't makes me stop treating my hair very carefully. Saya memang jarang ke salon, tapi saya menggunakan shampoo, conditioner, hair mask, serum,dan leave-on conditioner. Fiuh.
Saya lalu teringat salah satu perkataan Ibu saya. Bahwa dijadikan indah apa yang dimiliki perempuan, untuk 'dinikmati' hanya oleh yang berhak. Salah satunya adalah suami.

Maka jangan salah jika yang saya yakini selama ini adalah, berpenampilan terbaik itu nanti, untuk suami. Karena usaha tersebut akan diganjar pahala. Jika usaha itu dilakukan sekarang, duh... saya khawatir pesona saya mengenai orang yang tidak ditakdirkan untuk bersama saya. #halah #KibasJilbab

Saya juga teringat kata Gina, wartawan Kolombia yang mendampingi World Muslimah Award 2014. Ketika kami berbelanja oleh-oleh di Mirota Batik Malioboro, ia melihat daster dan menyebutnya "penghancur pernikahan". Hihihi. Tentu saja saya tahu betapa banyak istri yang membanggakan daster kesayangan di rumah, yang sayangnya membuat para suami malah ilfil.

Mungkin apa yang baru saya sampaikan akan menjadikan kamu berpikir saya mencla-mencle. Saya suka, suka sekali menyapukan blush on di pipi, membubuhkan lipstik di bibir, atau menggariskan pensil di alis. Hanya, mungkin saya perlu banyak-banyak mengucap istighfar di hati.. Dan bertanya kembali pada diri, apa esensi dari semua ini?

What do you think?

Love,
Prima

Thursday, December 18, 2014

It's Not..

"Prim, kalau kamu mau punya pacar bermobil, kamu harus bawa mobil juga dong.."
Saya tiba-tiba teringat pesan ibu teman saya beberapa tahun silam, saat kami mulai beranjak dewasa. I don't think she is materialistic, not at all. But after some years, I know she was being realistic. Cara 'termudah' untuk memasuki sebuah kelompok pergaulan adalah dengan menjadi seperti, atau at least serupa, dengan mereka. 

If you want to have rich guy as your husband, you have to be (or show that you are) a rich woman too. 

Kenyataannya, saya yang dari keluarga biasa-biasa banget tingkat finansialnya, bisa punya (mantan) pacar yang berasal dari keluarga yang cukup kaya. Pacar jaman kuliah tuh, uang sakunya dua kalinya uang saku saya. 

Tapi nih, dinilai dari sesuatu yang tidak kita punya sendiri - maksudnya disini, itu kan mobil punya orangtua ya - menyakitkan, sungguh. Bagi saya yang sudah berusaha membiayai hidup sendiri dari sejak awal kuliah, dinilai dari kekayaan orang tua itu justru sesuatu yang... menghina integritas dan kerja keras diri saya. 

Ya, siapa sih perempuan yang ga pingin punya suami yang cukup - seriously, you know what I mean - tapi buat saya, yang lebih penting adalah esensi kerja kerasnya. Kalau misal dia beruntung memiliki orang tua yang kaya, alhamdulillah. Tapi sekali lagi, ga akan berarti apa-apa kalau dianya tidak cerdas memanfaatkan kekayaan itu untuk sesuatu yang baik dan berguna untuk orang banyak.

Sebaliknya, saya pun amat sangat benci pada lelaki yang mengatakan, 'nanti siap hidup susah sama saya ya..' Duh mas, ga usah ngomong gitu aku juga paham kalau kita pasti hidup susah. Berdasarkan pengamatan saya terhadap ayah-ibu-om-tante-pakde-bude saya, rata-rata baru hidup agak enak setelah lima belas tahun pernikahan. Misal, rumah lunas, bisa liburan sekali setahun, anak-anak terjamin pendidikannya. Maka, akan sangat wajar kalau kita harus membangun sesuatu dari bawah, bersama-sama, berdua.

Saya lebih suka pada seseorang yang mengatakan, 'saya optimis, bersamamu, kita bisa sukses.' Berasa MLM ya bok. But it's true, because get married and grow old with you is about building and creating something that long-lasting. Sayang banget belum ada yang bilang gini sama saya, hahaha. 

Kita pasti pernah mendengar sabda Rasulullah, ”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau.”

Dear my future husband, inilah saya. Saya tidak kaya, saya tidak cantik (relatif sih, mungkin buat kamu saya yang tercantik, lol), orang tua saya berasal dari kalangan biasa-biasa saja, maka saya sedang berjuang untuk memperbaiki agama saya. Bukan hanya untuk kamu atau anak-anak kita, tapi demi menggapai ridho Allah. 

So, what about you?

Salam,
Prima

Monday, December 15, 2014

#ThePrimUWRF: Giveaway #uwrf14 Anthology

Maybe Igna (who is she? You can refer to my Saturday’ blog post) was right when she said that we still can’t get over the UWRF excitement. I can’t even patiently waiting for the #uwrf15 – which I hope I will be a volunteer again (becoming panelist will be awesome, but I am still not sure for next year). 

One thing I regret from #uwrf14 was, I totally forgot to buy the merchandises. I keep postponing as I thought I will have some time at the last day of the festival. Turned out, the merchandise store closed earlier. Cry cry. But, kak Erma – committee in Merchandise division - is very kind to send some anthologies as well as some notebooks to Surabaya as I ordered it. Oh, and Aini, a volunteer from Bandung also handed me two anthologies for free. Awww, everybody is so sweet :)


Every year, UWRF compiled selected writings from Indonesian aspiring writers, which is contain with poetry and prose. If I am not mistaken, every writer flown to Ubud (I didn’t meet all, just like 2 or 3 writers) and this project funded by Hivos, a Dutch NGO concerning in human creativity. Maggie Tiojakin talked in one of my session (cieh), as I told you here. Besides her, I met Dias Novita Wuri in 'Jalan-jalan'. She has a thoughtful story about her father – but that story is not what she tells in the anthology. Her writing in this book, Impian Mimpi, tells a story about a dog…which is very… I don’t know the right word to explain it to you… You have to read it by yourself, as you will be speechless just like me. 

I have to admit that it is truly hard to pick my favorite story. I read ‘Sam Po Soei Soe, Si Juru Masak’ by Erni Aladjai and I love it. I also think ‘Siluet Balerina’ by Sulfiza Ariska really tragic. But I highly recommend you to read ‘Bingung’ by Fadel Ilahi El-Dimisky very carefully, as you will be confused too. Hahaha. Very nice, mas Fadel!

As for the poetry, hmmm I can’t say that I am a huge fans of poetry. So I’m leaving it to you to read it and let me know what you think. The most important thing is, you don’t have to question the quality. They have experienced judges, and I heard one of them is Ahmad Fuadi, author of Negeri 5 Menara.

I don’t know if kak Erma can help you to buy the book now, but the good news is… I will give you ONE book, along with a pretty Saraswati notebook (same cover, smaller size). It will be shipped directly to your house, but you have to win it first. Hehehehehe. The giveaway is not here on my blog, but here on Luckyta Pustakawin’ blog, and she also has written her review about the book here. She has a sophisticated book blog, not to mention she is a librarian herself. So if you want to gain more insight about books, you know where to go ;)  

Check her blog TODAY, so you don’t waste your time and might be missing this opportunity.

Good luck! 

Love,
Prima

Saturday, December 13, 2014

#KumpulBaca Temu Perdana!


So sorry to not informing you before, but.. let’s meet up!

Beberapa minggu yang lalu, sesudah saya menyelesaikan final World Muslimah Award, saya bertemu dengan seorang teman.. Kenalan sesama volunteer di UWRF Oktober lalu. Namanya Igna, dan kami sempat bertemu di Jogja sebelum ketemu lagi di Bali.

Dari obrolan ngalor-ngidul, tiba-tiba tercetus ide untuk bikin acara ngumpul bareng sesama pecinta buku. Tujuannya yang pertama pastilah mencari teman baru, apalagi buat saya yang baru pindah ke Jogja #modus #okesip. Tapi saya juga percaya, bukan hanya saya yang pingin punya teman baru. Igna juga, mungkin maba-maba yang angkatan tahun 2014 dan masih sedikit temannya, atau mungkin kamu.. Iya, kamu yang lagi baca blog post ini.

And no better friend other than the ones who have same interest with us. Suka baca buku, suka beli buku, suka ngobrolin buku, atau suka nulis buku? Disini tempatnya.

Berhubung ini adalah acara perdana, kalau ditanya rencana kedepannya gimana, hmmm enggak tahu juga. Hehehe. Pinginnya let it flow aja, ga kepingin bikin target khusus. Kalau yang datang happy dan minta kumpul lagi bulan depan, hayuk capcusss. Kalau ada yang ngasih saran A, B, C, we’ll see later deh :D

Nah, secara bulan ini adalah bulan Desember, biasanya lagi merancang resolusi tahun baru kan.. Jadi, kita pasti butuh MOTIVASI untuk benar-benar mengerjakannya. Hihihi. That’s why, tema buku #KumpulBaca besok adalah buku tentang motivasi.

So, what are you waiting for? Siapin bukumu, besok kita ketemu ya di Pelataran GSP UGM Jogja, jam 1 siang. Bawa cemilan dan ajak teman yang banyak yaaa.. See you there! ;)

Loveee,
Prima 

Sunday, December 7, 2014

Aloha!

...don't worry, I'm still alive :)))

Maybe some of you wondering why I don't have some new blog posts after my latest post about my new sisters.

Okay, to be honest, I feel like I am totally messed up. 

You know me, I never want to lie to you: my readers, my friends, my sisters - it's just sometimes I prefer to not telling you :p

I am moving to Yogyakarta recently, and in the last five days, actually it doesn't works as I planned.
I think I just expect too much.
Like, getting new opportunities. That soon, prim? Yep.

Turns out, my aunt (who supposed to need my help in her project) is in Japan until next weekend. Her partner, who might need my help too, is in Papua until mid next week. 
So? Nothing to do.

Well, not literally that way.

I actually working as a freelance content writer. Yay!
But, turns out it's kinda hard to be back to my working rhythm after not working at all for five weeks.
When I do my mini Indochina trip, I still had my job with me, like checking emails and talk to my clients every night. 

Now? I'm doing a job with no strict working hours and no deadline.
It kills me slowly. (My friend: "God, it must be hard for a workaholic for you"). Hahaha.

Oh yes, I resigned from my job at the end of October. 
I guess it's not just for World Muslimah Award 2014, but it just happened at the right time. Thank You, Allah.

I'm fine. At least, I'm trying to be.
I have some friends in Yogyakarta, and they have been sooooo good in recommending events, hang-out places - even ask for meetup.
I also working on some paperworks for a scholarship, wish me luck!!!
I also have sent my application (again) to the Emirates Airlines Festival of Literatures - yesss, that event! The one that I tell you earlier this January!!! I really wish they let me know as soon as possible! *finger crossed*

So yes, I'm good, I'm good.
I was just in a transitioning phase - which is not very comfortable - but I believe I will feel better soon.

Anyway, if you live or come by to Yogyakarta, do inform me! Maybe we can have some coffee tea together.
I have a lot of free time before... I don't know where destiny gets me first. Haha.

Stay positive!

Love,  
Prima


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...